Thursday, June 14, 2007

Mengajar anak membaca dengan Metode Glenn Doman (part II)


Assalamu 'alaikum

Dear All,
Hari ini mumpung masih belum banyak pekerjaan, ada baiknya saya lanjutkan postingan untuk Metode Glenn Doman. Kemarin ada komentar dari Mbak Ati di Singapore bahwa kita seakan-akan memaksakan anak untuk segera membaca dengan Metode ini. Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, kita sebagai orang tua jangan sekali-kali memaksakan anak untuk selalu mengikuti kehendak kita agar supaya dia tidak merasa hidup terkekang. Kita wajib mengetahui kapan anak kita bisa diajak bermain, dan kapan dia kita arahkan untuk belajar.
Yang perlu kita ketahui dari Metode Glenn Doman ini adalah dua faktor sebagai berikut :

  1. Sikap dan pendekatan orang tua. Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan yang bagus sekali. Biasakan anak membaca dengan suatu kegemaran.... bisa dibuat permainan menarik untuknya
  2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat. Hentikan permainan ini sebelum anak itu sendiri ingin menghentikannya.
  3. Jangan pernah memaksa anak untuk belajar membaca tanpa kemauan dia sendiri. Alhamdulillah anak kami Nadia mempunyai kemauan yang besar untuk belajar. Bahkan, saat dia minta perhatian lebih dari kami (bapak, ibu dan pengasuhnya), Nadia selalu merengek untuk belajar, baik itu belajar membaca dengan aplikasi Glenn Doman maupun membaca huruf alphabet, bukan untuk bermain.. tentu hal ini aneh bagi kebanyakan anak.

Sekarang kita menginjak hal utama dari Metode Glenn Doman.

Ada dua cara untuk kita lakukan. Untuk posting kali ini saya mengambil sumber dari Kompas release tanggal 18 September 2005 (sudah lama ya?). Sedangkan persiapan pertama adalah sebagai berikut :

1. Untuk tahap pertama, orangtua harus mempersiapkan kertas karton kaku warna putih dan spidol besar yang ujungnya rata (selebar satu sentimeter) berwarna merah. Selain itu, juga spidol ukuran 0,5 sentimeter warna hitam. Kertas karton digunting-gunting sepanjang 60 sentimeter dengan lebar 15 sentimeter, sediakan pula yang selebar 12,5 sentimeter.

2. Tuliskan kata di atas guntingan kertas karton dengan huruf kecil (bukan kapital), huruf yang sederhana dan konsisten. Untuk tahap pertama, buatlah 15 kata di atas 15 lembar karton, dibagi menjadi tiga. Misalnya, lima lembar pertama adalah nama-nama anggota keluarga (set A), lalu lima lembar kedua bertuliskan nama-nama organ tubuh (set B), sedangkan lembar ketiga bertuliskan nama-nama bunga (set C). Yang jelas, gunakan nama-nama yang tidak asing bagi dia, terutama nama benda yang sering anak jumpai setiap hari. Dengan demikian, anak akan lebih mudah mengingatnya.

Sekarang kita mulai Tahap Pembelajaran

Pada hari pertama mengajar, orangtua hanya menunjukkan lima lembar pertama (set A) kepada anak dengan membacanya, tiga kali sehari. Pada hari kedua, tunjukkan dan bacakan set A dan set B, juga tiga kali sehari. Sementara pada hari ketiga, bacakan set A, B, dan C selama tiga kali sehari. Pada hari keempat, lakukan seperti hari ketiga. Ini dilakukan terus sampai kartu-kartu terbaca 15-25 kali. Perlu diingat bahwa urutan kata harus sama dari setiap setnya. Agar tidak terjadi kekeliruan, setiap kertas bisa diberi nomor di sebaliknya, sehingga waktu kita menunjukkannya kepada si kecil urutannya tetap sama. Misalnya :

Set A : 1. Bapak ; 2. Ibu; 3. Nadia; 4. Tante; 5. Nenek

Urutan set ini tidak boleh terbalik susunannya , jadi harus urut dari nomor 1 – 5, begitu juga dengan Set B, C dsb. Agar tidak keliru, urutannya sebaiknya diteruskan dengan no 6, 7 dst.... untuk Set B..........

Irene mengatakan, cara membacakan kartu-kartu itu relatif mudah. Susun lima lembar kartu dan hadapkan pada anak. Jadi urutan kertasnya adalah 5-4-3-2-1. Sekali lagi urutan kertasnya DARI BELAKANG (no 5 adalah terdepan). Ambil satu kartu dari belakang dan letakkan ke depan, begitu seterusnya sampai lima kata terbaca. Sebagai contoh : ambil kertas no 1 (dibelakang), tunjukkan tulisan (Bapak) ke si Kecil, kemudian no 4 dsb.

”Jangan ada penjelasan apa-apa tentang kata itu, cukup bacakan saja dengan cepat, tidak lebih dari satu detik per kartu. Jangan pula meminta anak mengulang kata-kata yang kita baca. Saat kita membaca kata itu, perhatikan wajah anak, lama-lama kita akan tahu kata mana yang disukai anak dan mana yang tidak,” ujarnya.

Setelah lima kata terbaca, orangtua bisa berhenti dan memeluk anak untuk menunjukkan kebahagiaan. Anak bisa memahami dan merasakan jika kegiatan itu membahagiakan orangtuanya.

Dengan cara ini, anak akan terpacu untuk “menghafal” kata-kata tersebut. Dalam jangka waktu singkat, dia akan hafal urutan kata tersebut. O, ya…. Jangan mengajari anak untuk menghafal huruf alphabet pada taraf awal ini, karena akan mengganggu stimulant otaknya. Nanti pada saat yang tepat bisa mulai kita ajarkan huruf-huruf tersebut.

Sekian dulu untuk kali ini, tunggu posting berikutnya…. Selamat mencobanya ... semoga bermanfaat dan berhasil guna...

Wassalam…..

Hamiseno



Source : Kompas, edisi 18 September 2005

5 comments:

Unknown said...

langsung praktek bos...tengkyu..

Anonymous said...

Jadi pada hari ke2 tiap sesi 2set? A trus B?totalnya jadi 3xA 3xB dlm sehari?

Kl metode matematika gmn?
Bs bantu?
Thx

411allshop said...

ass, duh....makasih banyak untuk infonya. Sudah lama saya mencari informasi ttg metode glenndoman ini.
Terima kasih...terimakasih...terimakasih..

Langsung mau di praktekkan...:)

erna verly said...

makasih,
aku mo langsung praktekin nih metode, dulu aku ngajarin anak yang gede pake marah2, kasian deh.

ms. bunny said...

tengkyuuu mas^^..