Friday, October 31, 2008

Menggali potensi anak






Assalamu 'alaikum Wr.Wb.

Dear All,

Dalam perjumpaan kali ini saya akan memulai membahas korelasi antara penentuan pengajaran anak dengan hasil yang diperoleh atas anak kita melalui pengajaran tersebut. Perhatikan contoh yang nyata sebagai berikut :
Di Christchurch, Selandia Baru, Michael Tan mampu mengerjakan ujian matematika untuk tingkat SMU di usia 7 tahun, lihat betapa mencengangkan kenyataan tersebut. Mungkin pertanyaan kita yang timbul adalah mungkin anaknya memang pandai. Itu jawaban yang pasti, tetapi pernahkah kita bertanya, bagaimana cara kita untuk bisa membuat anak kita seperti Michael Tan tersebut ? Mungkinkah ? Jawabannya SANGAT MUNGKIN. Karena, pembelajaran mandiri yang berkesinambungan dengan dukungan orang tua sebagai jawabannya.

Jika kita bisa menyediakan lingkungan dan peralatan yang baik untuk pelatihan mandiri, anak-anak kecil pun akan menjadi pendidik mandiri yang antusias sepanjang hidupnya. Ini dibuktikan oleh Maria Montessori, seorang dokter wanita pertama di Italia yang berhasil mengembangkan kemampuan anak-anak terbelakang berusia 3-4 tahun sehingga mampu menulis, membaca dan perhitungan dasar.

Kita sekarang kembali ke lingkungan kita sendiri, bagaimana dengan anak-anak kita ? Yang saya khawatirkan adalah bahwa anak-anak tersebut selalu berada di depan televisi karena sesuai dengan permasalahan yang telah pernah saya ulas, televisi adalah momok terbesar bagi pendidikan sekarang ini. Jika televisi terebut memilih program yang mendidik, mungkin anda bisa saja menolak anggapan ini, tetapi rationya berapa persenkah ada tayangan yang mendidik ? Kita wajib tahu bahwa setiap anak kita mempunyai potensi yang luar biasa, itu saja. Jangan pernah menganggap bahwa anak kita ini kurang ini atau kurang itu dsb. Dengan berpikiran positif, kita bisa menstimulasi anak kita dengan berbagai pembelajaran yang bisa mengembangkan kreatifitas dan otaknya.

Professor pendidikan dari universitas chicago, Benyamin s. Bloom menemukan fakta bahwa 50% dari semua potensi hidup manusia terbentuk sejak berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun. Kemudian 30 % potensi berikutnya terbentuk pada usia 4 – 8 tahun. Sehingga betapa mengejutkan bahwa ternyata 80% potensi dasar manusia terbentuk di rumah, justru sebelum mulai sekolah.

Jika kita menyadari fakta-fakta ini, ada beberapa tindakan yang harus segera kita lakukan, jika memang kita ingin berubah:
1. Orang tua (ayah dan ibu), harus belajar semua hal yang berhubungan dengan metoda-metoda pendidikan anak
Karena orang tua merupakan guru yang pertama, maka hendaklah kita selalu mengkaji pendidikan usia dini dengan cara belajar sehingga mampu menguasainya sehingga bisa kita terapkan pada pendidikan anak-anak kita.
2. Mengendalikan unsur-unsur saluran bawah sadar anak kita.
Dengan menyadari adanya unsur memori dalam otak manusia yang selalu menerima masukan apa adanya tanpa memilahnya terlebih dulu, maka hendaklah kita yang berusaha memisahkan unsur tersebut dengan memberi penjelasan secara detil kepada anak.
3. Arahkan anak-anak kita kepada hal-hal yang baik di lingkungannya
Meskipun tidak tertutup kemungkinan otaknya tercemar hal-hal yang buruk, namun ada baiknya kita membentenginya dengan masukan-masukan yang baik sehingga dia dengan sendirinya mampu memisahkan tanpa perlu kita awasi karena telah kita bangun fundamen atau landasan yang kuat, terutama jika kita berpijak pada agama.
4. Kembangkan rasa percaya diri anak
Dengan mendukungnya secara moral sehingga terbentuk kepercayaan diri yang kuat, maka anak akan lebih kuat menghadapi tekanan dari lingkungannya dari pada anak yang rendah diri.
5. Doronglah kemauan anak untuk belajar
Kita harus memberi contoh yang baik bahwa bukan hanya anak saja yang harus belajar, kita pun sebagai orang tua juga harus mau belajar, termasuk berbagai metode pendidikan anak shingga bisa kita tanamkan pemikiran bahwa belajar itu tidak mengenal waktu dan usia.
6. Berikan opini yang bagus atas hasil kreatifitasnya
Opini kita akan membentuk pengertian dasar atas penghargaan pada hasil kreatifitasnya, meskipun masih kita rasa kurang, tetapi jangan sampai kita mencemooh hasil yang telah dia lakukan karena ini akan berbahaya bagi kelangsungan rasa percaya dirinya.

Demikian dulu artikel kita kali ini semoga berguna. Jika ada kekurangan dalam tulisan ini mohon kiranya dimaafkan.

Wassalam...

Tuesday, October 7, 2008

Minal Aidin Walfaidzin

Assalamu 'alaikum Wr.Wb.

Dear All,



Kami sekeluarga atas nama Hamiseno Family mengucapkan :

Taqobalallahu Minna Waminkum Minal Aidin Walfaidzin
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429H
Mohon Maaf Lahir Batin atas segala kesalahan dan kekhilafan kami selama ini dengan kata-kata yang mungkin kurang berkenan di hati rekan-rekan semua.

Tiada manusia yang sempurna dalam hal berkata dan bertindak
Tiada pula kesempurnaan batin dan hati
di mana insan ini tidak mau berserah diri dan menunduk
berusaha merajut impian, menata hati dan perbuatan
dengan berserah diri pada-Nya
Semua harus dijalani dengan pasrah dan berserah
dengan lapang dada
di saat tangan terulur untuk meminta dan memberi
satu kata yang mudah diucap
namun sulit diikhlaskan...
Maaf....

Wabilahi taufiq walhidayah,

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Hamiseno Family