Dear All,
Lama tidak membuat postingan yang baru sepertinya ada yang kurang … Mohon maaf bagi para sahabat yang berkunjung namun tidak mendapatkan hal-hal yang baru di sini. Disebabkan oleh kesibukan kami tuk mencari sesuap nasi ..walah bombastis .. sehingga sedikit banyak mengurangi kegiatan saya untuk mengarungi dunia maya…Untuk kali ini akan saya kemukakan suatu hal yang bisa menjadi patokan bagi kita semua, akan menjadi apa nantinya buah hati kita…
Kita tahu bahwa anak kita adalah titipan Illahi yang harus dijaga sebaik mungkin. Kita berikan pendidikan yang layak, kita bimbing dia untuk menyongsong dunia. Ya, karakter anak-anak kita pasti berbeda dari satu dengan yang lain.
Koersif
Cara ini berlatar belakang dari Pujian dan Hukuman. Kita memberikan pujian pada saat kita anggap melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan kita sebagai orang tua dan sebaliknya kita berikan hukuman jika melenceng dari kehendak kita. Hal ini ada dampak positif dan negatifnya. Positif : dia tahu hal yang baik dan buruk. Negatif : Dia akan selalu mencari perhatian dari lingkungannya. Selalu ingin "be the one". Akibat yang ditimbulkan dari pola ini adalah
- Berkurangnya daya kritis anak atas segala sesuatu. Pola berpikirnya terobsesi pada pikiran orang tuanya.
- Korelasi lingkungannya akan sangat buruk, karena sebagai si Pencari perhatian, dia ingin show up apa yang dimilikinya. Dia akan menjadi superior di luar rumah, tetapi kurang bisa berinteraksi dengan temannya.
- Menjadi anak mama di rumah karena harus menuruti perintah orang tua, jadi di benaknya, keinginan orang tua adalah segalanya.
Pola ini berkebalikan dari Koersif. Orang tua menyerahkan segalanya kepada anak dengan anggapan dia akan bebas mengekspresikan semuanya agar bisa mandiri dan sebagai orang tua akan memaafkan segala hal yang diperbuatnya meskipun itu salah. Ini adalah pola kemandirian yang salah diterapkan. Anak diberikan kebebasan yang seluas-luasnya namun berakibat akan merasa tidak diperhatikan. Hasilnya akan kurang lebih sama dengan Pola Koersif.
Dialogis
Pola ini adalah yang terbaik. Kita harus mengetahui batasan untuk melarang dan batasan untuk memberinya kebebasan.
Niscaya dengan pola ini si anak akan menjadi orang yang jujur, kritis namun bertanggung jawab dalam korelasi lingkungannya. Sekarang tinggal kita bertanya pada masing-masing, pola bimbingan mana yang kita berikan pada si Kecil selama ini. Seandainya dua pola pertama, ada baiknya mari segera kita ubah sebelum terlambat.
Wassalam….
2 comments:
Kelak, jika Iko sudah memiliki anak,.. akan dicoba resepnya ini... ^_^
sip deh coba dilaksanakan.
mantaf
Post a Comment