Assalamu ‘alaikum Wr.Wb.
Mumpung baru rajin posting, kembali kami hadirkan tulisan sekedarnya untuk menambah pengetahuan kita sebagai orang tua untuk mendidik anak. Kalau yang kami sajikan hari kemarin adalah hal yang sedikit berat yaitu tentang penghitungan, hari ini kami sajikan tentang psikolog anak, yaitu kreatifitas menggambar.
Menggambar… satu hal yang saya yakin setiap anak pasti menyukainya. Tinggal hasilnya bagus atau tidak itu tergantung dari bakatnya. Kita wajib yakin bahwa anak kita masing-masing mempunyai kecerdasan tersendiri, baik di bidang matematika, gambar, lingkungan, komunikasi, musik dsb tergantung dari bakat masing-masing. Tugas kita adalah mengarahkannya untuk meraih cita-citanya sesuai dengan bakat dan minatnya…
Berlanjut ke postingan kali ini….
Sekarang ini banyak kita jumpai Buku mewarnai yang dijadikan acuan orang tua dan guru untuk mendidik anak dalam pelajaran menggambar. Disitu sudah tertera gambar dalam bingkai kosong yang mewajibkan si kecil untuk mewarnai. Kelihatannya selintas bagus untuk pendidikan, tapi jika kita lihat konsekuensinya sangatlah jauh dari harapan, yaitu :
Menghambat Imajinasi anak
Sejak anak masih kecil kita harus membiasakan anak untuk berimajinasi sendiri, meskipun terkadang lucu sekalipun. Biarkan dia berpikir sendiri tanpa kita memerintahnya. Dari imajinasi yang tertuang, kalau kita amati terkadang malah lebih “hidup” dan dia merasa dihargai. Dengan adanya buku mewarnai, si kecil “dilatih” untuk mengendorkan kecerdasannya dalam berimajinasi. Dia hanya diwajibkan mengisi warna pada pola yang ada. Ini pun terkadang ada campur tangan dari ortu atau pengasuh. Pada saat dia memegang crayon orange untuk mewarnai daun, kita berseru…”Lho.. harusnya yang warna hijau dik…”
Mengajari anak untuk minder
Dari ilustrasi di atas, bisa saja lambat laun membuat anak minder. Jika hal ini terjadi terus, dikhawatirkan si anak akan merasa apa yang dilakukannya salah dan serba salah. Coba seandainya ini berlangsung terus sampai dia dewasa, saya yakin si kecil tidak akan bisa mandiri dengan pikirannya Padahal sekarang ini banyak tanaman hias yang “keluar” dari pakemnya. Banyak yang satu tanaman bisa mempunyai lebih dari satu warna daun bukan hanya hijau.
Memenuhi kewajiban sekolah
Kalau si kecil sudah usia sekolah, Lembar Kerja Siswa mewarnai tersebut di berikan gurunya untuk dikerjakan. Seandainya si kecil mewarnai buku tersebut, pastilah dia hanya mengerjakannya karena tuntutan tugas dari sekolah. Ini yang berbahaya, sebab tidak ada “willing” atau kemauan dari dirinya untuk berkreasi sebik mungkin.
Kita sebagai orang tua wajib untuk memantau perkembangan anak meskipun hanya mempunyai sedikit waktu untuk itu. Berikan perhatian pada dirinya sehingga dia merasa kita selalu mendukung apa yang dilakukannya. Tugas kita di sini tinggal mengarahkan ke mana dia akan menuju.
Dalam hal menggambar, biarkan si kecil berkreasi dan berimajinasi. Tugas kita adalah memberikan dia perlengkapan yang dibutuhkan. Kertas, crayon, pensil warna atau misalnya anak kita berbakat bisa saj kita belikan alat-alat melukis. Mungkin kita tidak harus mendiktenya, tapi memberikan contoh gambar yang baik. Pertama kali biarkan dia berimajinasi dengan gambar benang ruwetnya. Kalau ditanya pasti dia akan memberikan kita kesan-kesan yang lucu. Seperti saat Nadia menggambar dan aku tanya hasilnya, dia berkata pesawat… padahal hasil gambarannya tidak ada satu pun yang menunjukkan bahwa itu adalah pesawat. Sedikit demi sedikit, saat dia sudah mengenal lingkungannya, saya perkenalkan berbagai macam obyek baru baginya. Khusus kami belikan gambar-gambar hewan, buah-buahan dsb. Dari sini, imajinasinya akan terasah bahwa pesawat ternyata seperti itu…. Dsb.
Kita harus menyesuaikan tingkat kesulitan obyek yang kita berikan pada si kecil, jangan memaksanya untuk menggambar sesuai dengan obyek yang ada. Sedikit demi sedikit kita bisa meningkatkan kemampuannya. Anda sebagai orang tuanya pasti lebih tahu kapasitas anak kita masing-masing.
Demikian dulu postingan kali ini, semoga bermanfaat …. And see you in next articles..
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Source : Nakita