Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Dear all,
Setelah memaparkan Metode Glenn Doman untuk anda orang tua yang mempunyai anak balita supaya jago dalam hal membaca, kini saatnya saya hadirkan kembali suatu metode pembelajaran anak untuk mengasah kemampuan berhitungnya. Metode kali ini juga saya dapatkan dari hasil surfing di dunia maya. Tetapi untuk sekarang ini mungkin belum bisa saya terapkan pada Nadia karena dia masih terlalu kecil, baru berusia 2 tahun. Mungkin jika sudah tiba saatnya akan saya gunakan juga untuk mengajarnya seperti Metode ini.
Latar Belakang Metode Metris atau Metode Horisontal
Kebanyakan kita selama ini selalu terpaku bahwa metode terbaik untuk berhitung adalah Sempoa. Ternyata dalam perkembangannya telah ditemukan suatu Metode baru yang mirip Sempoa yang oleh penggagasnya dinamakan Metode Metris atau Metode Horisontal. Metris awalnya digagas oleh Stephanus Ivan Goenawan, 32 tahun, dosen Fakultas Teknik Mesin, Unika Atma Jaya, Jakarta. Ivan tergerak menyusun Metris karena melihat keterbatasan metode lama, yang kita tahu bahwa metode lama selalu kita lakukan secara Vertikal. ”Metode itu hanya mengembangkan kemampuan analisis yang lebih meletakkan landasan kemampuan numeris dan logika pada siswa,” ujarnya. Alhasil, proses pengajaran dengan metode vertikal hanya mengembangkan kerja otak kiri saja. Sedangkan Metris bisa berfungsi untuk membentuk mental aritmatika yang merangsang kreativitas.
”Kedua metode sebenarnya saling bersinergi kalau diterapkan,” kata Ivan. Dengan menggunakan Metris, para siswa tak hanya mempunyai kemampuan numeris dan logika, tapi juga memiliki kepercayaan diri dan daya kreativitas tinggi.
Ketertarikan pada aritmatika pula yang membuat Ivan memilih kuliah di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada. Enam tahun lalu, Ivan mulai merumuskan metode arimatika horizontal secara sistematis. Tonggaknya adalah artikelnya secara teoritis yang diterbitkan di jurnal internal Unika Atma Jaya. Metode yang masih bersifat teoretis itu sempat terbengkalai lantaran Ivan harus menyelesaikan studi S-2 di Institut Teknologi Bandung. Di Bandung pula ia beruntung berjumpa Alexander Agung, 28 tahun, sesama penggemar matematika. Bersama kawan kuliahnya itu ia menyusun modul praktis pengajaran Metris. pada 2005, begitu modul itu rampung, Ivan dan Alexander menggelar pelatihan bagi para guru SD dan SMP.
Sekilas metode ini mirip Sempoa, metode berhitung kuno yang menggunakan alat hitung dari Cina. Sempoa termasuk populer di Indonesia karena mengandalkan kecepatan berhitung. Menurut Alexander, Sempoa dan Metris memiliki kesamaan, yaitu mencapai tahap perhitungan mental aritmatika dan mengandalkan konsep asosiasi posisi. Bedanya, dalam Metris konsep asosiasi posisi dipelajari secara langsung dengan mengenalkan konsep asosiasi posisi dengan notasi pagar kepada para siswanya. ”Sempoa memiliki alur sendiri dan tak sama dengan pendidikan sekolah, sementara Metris disesuaikan dengan program pelajaran sekolah,” ujarnya.
Perbedaan yang lain, menurut Alex, Metris membuat anak bisa menjelaskan langkah yang diambil dengan memakai simbol matematika seperti yang digunakan di sekolah pada umumnya. Sedangkan Sempoa tidak. Sempoa, menurut Ivan, membuat anak cenderung individual dan lebih berorientasi pada hasil ketimbang proses.
Dengan Metode Metris atau Metode Horisontal ini, diharapkan anak tidak lagi menganggap Matematika sebagai momok baginya, tapi sebagai suatu permasalahan yang menantang untuk bisa diselesaikan, sehingga menguji mental anak-anak kita untuk selalu berjiwa berani dalam menghadapi semua permasalahan.
Demikian postingan kali ini untuk selanjutnya akan saya paparkan sedikit demi sedikit cara Metode Metris atau Metode Horisontal ini.
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.
Source : Tempo, Senin 4-10 Desember 2006
1 comment:
great posting!surely, Math can be fun. pasti bakal asik banget klo anak-anak jadi ng-fans untuk belajar matematika ketimbang sibuk nonton sinetron "si Entong", ya? ... :)
btw,wanna read my posting about Math?
Post a Comment