Thursday, August 2, 2007

Speak up in good Pronunciations


Assalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Dear All,
Judul di atas kami ambil tuk postingan kali ini … beiar keren sedikit….biar sok go-international…. Tampa kita sadari terkadang dalam diri kita juga muncul perasaan sok-sok tersebut.. itu kalau mau jujur lho ya…. Posting kali ini saya ambil based on Nadia daily activity yang sering mengucapkan kata-kata yang cadel.. sebenarnya normal untuk anak seusia dia… Saat mengucapkan Om Pras..menjadi O’pas… Om Ari (ari Laso) menjadi O ‘Ari… Farhan menjadi Pa..Han.. dsb yang terdengar lucu di telinga kita…. Untuk rentang usia 2 tahun memang masih normal, tapi seandainya sudah menginjak 3-5 tahun, tentu bukan suatu hal yang wajar. Ini yang perlu kita deteksi sejak dini.

Sayangnya, cukup sulit mendeteksi, apakah kecadelan di usia 3-5 tahun akan berlanjut terus atau tidak. Karena menyangkut sistem saraf otak yang mengatur fungsi bahasa, yakni area broca yang mengatur koordinasi alat-alat vokal dan area wernicke untuk pemahaman terhadap kata-kata. Kerusakan pada area broca disebut motor aphasiam yang membuat anak lambat bicara dan pengucapannya tak sempurna sehingga sulit dimengerti. Sedangkan kerusakan pada area wernicke disebut sensori aphasia dimana anak dapat berkata-kata tapi sulit dipahami orang lain dan dia pun sulit untuk mengerti kata-kata orang lain.

Sebagai orang tua, tugas kita adalah membimbing buah hati kita sebaik-baiknya, termasuk komunikasi dengan teman-teman dan lingkungannya. Cadel adalah hal yang wajar dan sepele, tetapi jika dibiarkan akan berpengaruh pada psikososialnya.

MENCEGAH CADEL

Demi menghindari timbulnya cadel, kita wajib memberikan contoh kata-kata yang benar untuk menstimulasi vocabulary atau perbendaharaan kata-katanya dengan ucapan yang benar. Paling lambat saat anak berusia 2 tahun seperti Nadia, sebaiknya kita mulai waspada. Sering saya dengar tetangga yang mengajari anaknya dengan kata-kata yang mudah dimengerti anak (ikut-ikutan cadel) tetapi akan berpengaruh buruk bagi pelafalannya. Jangan mengganti bunyi "s" dengan "c" atau "r" dengan "l", dan lain-lain. Ini kerap dilakukan tanpa disadari oleh orang dewasa dengan alasan memudahkan. Yang paling sering adalah konsonan "R", semisal "pergi" jadi "pegi" atau "es krim" jadi "ekim". Ucapkanlah kata-kata tersebut apa adanya, sehingga anak-anak kita akan terbiasa untuk meniru…. Karena fase umur pra sekolah adalah fase meniru. Jika kita berikan yang salah, maka akan salah juga akhirnya dan berakibat sulitnya merubahnya. Hal di atas adalah pencegahan cadel, namun kalau dilihat dari latar belakangnya, cadel terjadi karena 4 penyebab, sebagai berikut :

Kurang matangnya koordinasi bibir dan lidah
Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan secara sempurna, sangat bergantung pada kematangan sistem saraf otak, terutama bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah. Untuk mengucapkan konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara lidah, langit-langit, dan bibir.
Solusi : Orangtua harus meluruskan dengan cara menuntun anak melafalkan ucapan yang benar. Tetapi ingat, orangtua tak boleh memaksakan anak harus langsung bisa, apalagi jika saat itu belum tiba waktu kematangannya untuk mampu melakukan hal tersebut. Pemaksaan hanya membuat anak jadi stres, sehingga akhirnya dia malah mogok berusaha meningkatkan kemahiran berbahasanya. Lakukan pula kerja sama dengan guru, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.

Kelainan fisiologis
Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis, jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi 3 yakni:
Gangguan pada bagian pendengaran : Gangguan ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang terdapat di telinga, sehingga bisa memengaruhi pendengaran. Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada daya tangkap dan tentunya juga memengaruhi kemampuan berbicaranya.
Gangguan pada otak : Di antaranya adalah perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang selaput otak, atau kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara. Salah satunya adalah cadel.
Gangguan di wilayah mulut : Gangguan ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah, bibir, rahang, dan lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang terlalu lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan pada organ mulut ini sangat jarang terjadi.
Solusinya : Tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Bila penyebabnya termasuk katagori berat, maksudnya penyakitnya tak dapat disembuhkan atau kelainan organnya tak dapat dikoreksi, maka bisa menjadi cadel yang menetap. Namun bila tergolong ringan, maka cadelnya tidak menetap.

Faktor lingkungan.
Misal, karena meniru orangtuanya. Banyak orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan pula. Seperti yang telah saya uraikan di atas Akibatnya, malah bisa membuat anak terus berbicara cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata tertentu karena meniru. Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang berada di lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia akan berpikir, itulah yang benar. Jadilah ia cadel sungguhan.
Solusi : Sudah saya bahas dalam pencegahan cadel. Namun, perlu diingat bahwa mengajarinya untuk tidak cadel jangan sampai dipaksakan. Berikan penghargaan bila ia kembali mampu mengucapkannya dengan baik. Jika orangtua memang cadel, mintalah orang-orang yang berada di lingkungan terdekat untuk memberikan stimulasi kepada anak.

Faktor psikologis.
Contoh, untuk menarik perhatian orangtuanya karena kehadiran adik. Yang semula tidak cadel, tiba-tiba menjadi cadel karena mengikuti gaya berbicara adiknya.
Solusi : Tetap berikan perhatian kepadanya meskipun kita telah mempunyai baby baru. Selain itu, orangtua juga harus terus mengajak anak bicara dengan bahasa yang benar, jangan malah menirukan pelafalan yang tidak tepat.

Demikian dulu postingan kali ini, semoga bermanfaat adanya. Jika ada kekeliruan mohon dikoreksi, karena saya baru belajar untuk menulis.

Wassalam….

Source : Nakita

5 comments:

Alma said...

alhamdulillah saya sama adik saya nggak cadel dulu2...

Bunda Ofa said...

hhmmm... gitu yak... Thanks bangets mas, ini bermanfaat buat Ofa. Soale Ammar saat ini msh banyak kosa katanya yang gak jelas tu... :)

"emas indri" said...

akhirnya.....

hehe...dulu biar gak cadel aku disuruh makan yg pedes2 mas :D

Anonymous said...

jadi inget pas kecil ni > cadel..hehehe

Anonymous said...

saya laki-laki umur 19 tahun tapi masih kesulitan dalam pengucapan huruf "R". tolong beri solusi yang terbaik